Sabtu, 17 April 2010

Remaja Jepang Tersihir Harry Potter yang Tumbuh Dewasa

Para remaja Jepang berkostum penyihir berkumpul dalam pemutaran perdana film HARRY POTTER AND THE ORDER OF THE PHOENIX, Kamis, menyambut dengah histeria aktor Daniel Radcliffe pemeran Harry Potter yang semakin tumbuh dewasa baik di dalam layar ataupun di kehidupan nyata.

Berpakaian serba putih, Radcliffe yang akan berusia 18 tahun bulan depan serta telah memainkan tokoh Harry Potter sejak tahun 2001 tampak begitu dewasa dalam sebuah acara "karpet merah" di Tokyo.

THE ORDER OF THE PHOENIX menampakan Harry yang semakin matang ketika ia memimpin perang melawan Voldemort yang jahat serta pengalaman pertamanya berciuman di Sekolah Penyihir Hogwarts .

Tapak perjalanan karir Radcliffe tidak terlalu dramatik seperti kisah dalam Harry Potter. Awal tahun ini, ia bermain dalam sebuah teater di London berjudul "Equus" sebagai salah satu bentuk pendobrakannya terhadap citra aktor anak-anak selama ini.

Berbicara kepada para reporter sebelum kerumunan remaja yang membawa papan bertuliskan "Kami Cinta Harry", Radcliffe menuturkan petualan Harry Potter adalah sebuah karakter yang mendefinisikan tentang masa-masa polosnya atau anak-anaknya.

"Saya tidak melihat diri saya dewasa di dalam layar film. Saya hanya melihat diri saya tumbuh dewasa. Jadi mungkin hal tersebut akan sangat aneh bagi banyak orang yang telah melihat seluruh film Harry Potter," katanya.

Kesuksesan film "Harry Potter" merupakan salah satu alasan mengapa tumbuh dewasanya Radcliffe merupakan sesuatu yang amat penting, paling tidak bagi seluruh pekerja film itu ataupun jutaan fansnya.

Keempat film Harry Potter sebelumnya mengumpulkan pendapatan kotor sekitar US$ 3,5 milyar dan Radcliffe serta pemeran lainnya, Emma Watson serta Rupert Grint akan tetap memerankan film tersebut sampai seluruh tujuh seri film itu selesai sampai tahun 2010.

Popularitas dari buku karya JK Rowling itu mungkin dapat membantu film THE ORDER OF THE PHOENIX untuk mengulangi kesuksesannya di pasaran. Produser David Heyman juga mengatakan pertumbuhan pribadi dari para aktornya juga semakin menambah dimensi dari film yang bersangkutan.

"Mereka sungguh tumbuh dewasa sebagai seorang aktor," katanya pada Reuters pada saat pembukaan film itu.

"Pada film pertamanya, sutradara Christopher Columbus harus banyak mengarahkan dengan kata-kata seperti "dagu tegak" pada seluruh pengambilan gambar, ataupun "ayolah, jangan lihat ke tempat lain".

"Saat ini mereka mampu berkolaborasi dengan sutradara serta berimprovisasi seperti yang akan kita lihat di layar film," ujarnya.

Columbus menyutradarai dua film pertama Harry Potter yang kemudian disutradarai oleh sutradara asal Meksiko Alfonsi Cuaron serta sutradara asal Inggris Mike Newell.

David Yates menyutradarai film kelima serta terbaru Harry Potter dimana Harry melawan kumpulan Dementor dengan mantra yang membuatnya hampir dikeluarkan dari Hogwarts karena mempraktekan ilmu sihir di bawah umur.

Film keenam berjudul HARRY POTTER AND THE HALF-BLOOD PRINCE akan berlokasi di Amerika Serikat serta akan dirilis pada November 2008, sementera itu buku terakhir dari Harry Potter berjudul HARRY POTTER AND THE DEATHLY HALLOWS akan dirilis di toko-toko buku pada 21 Juli 2007.

Tidak seluruh penggemar film pada pemutaran perdana film itu memiliki antusiasme yang sama seperti yang dimiliki oleh para remaja Tokyo tersebut.

"Walaupun durasi filmnya lebih panjang dari film-film sebelumnya, cerita dalam film tersebut semakin menyedihkan dan sulit untuk dibayangkan. Saya pikir tidak semua orang akan mengerti ceritanya jika belum membaca bukunya," kata seorang penonton bernama Kaori Komatsu (34) setelah menyaksikan film tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar